BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Pada waktu SMA/MA mungkin kita telah mempelajari Aqidah
akhlak atau pelajaran Agama Islam khususnya tentang syirik. Seperti yang kita
ketahui syirik merupakan hal yang dibenci oleh Allah karena perbuatan ini mempersekutukan
adanya Allah dengan cara mempercayai sesuatu yang lain selain dari Allah swt.
Dalam kehidupan sehari-hari pun
kita telah banyak menemukan orang-orang yang mempersekutukan Allah. Seperti
halnya seseorang yang meminta sesuatu ke kuburan, pohon, gunung, hewan, dan
juga mempercayai sesuatu hal selain Allah (mempercayai ramalan-ramalan,
saran-saran yang diberikan orang terhadap kita yang tidak mendasar dari
ajaran-ajaran Allah.
Karena itu, barangsiapa menyembah selain Allah berarti ia
meletakkan ibadah tidak pada tempatnya dan memberikannya kepada yang tidak
berhak, dan itu merupakan kezhaliman yang paling besar.
1.2 Rumusan Masalah
1)
Apa
pengertian dari syirik?
2)
Dalil
apa saja yang bersangkutan dengan materi syirik tersebut?
3)
Apa
sajakah macam macam syirik?
4)
Dibagi
menjadi berapa kategori kah syirik itu?
5)
Apa
contoh perilaku orang yang berbuat syirik?
6)
Apa
akibat perbuatan syirik?
7)
Apa
hikmah menghindari perbuatan syirik?
1.3
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan
makalah ini selain untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Aqidah Akhlak
tetapi juga untuk memberikan informasi dan pengetahuan kepada pembaca mengenai
pengerrtian dari syirik, macam macam dan pembagian syirik itu sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Syirik
Syirik dari segi bahasa artinya
mempersekutukan, secara istilah adalah perbuatan yang mempersekutukan Allah
dengan sesuatu yang lain. Orang yang melakukan syirik disebut musyrik. Seorang
musyrik melakukan suatu perbuatan terhadap makhluk (manusia maupun benda) yang
seharusnya perbuatan itu hanya ditujukan kepada Allah seperti menuhankan
sesuatu selain Allah dengan menyembahnya, meminta pertolongan kepadanya,
menaatinya, atau melakukan perbuatan lain yang tidak boleh dilakukan kecuali
hanya kepada Allah SWT.
Perbuatan syirik
termasuk dosa besar. Allah mengampuni semua dosa yang dilakukan hambanya,
kecuali dosa besar seperti syirik. Firman Allah SWT:
a) QS Luqman (31):13
Artinya: “Dan ketika Luqman
berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku,
janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan adalah
benar-benar kezaliman yang besar.”
b) QS Al Maidah (5):72
Artinya: “Sesungguhnya telah
kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera
Maryam”, padahal Al Masih berkata: “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku
dan Tuhanmu.” Sesungguhnya orang yang mempersekutukan Allah, maka pasti Allah
mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang
zalim itu seorang penolongpun.”
c) QS Al-An’am (6):88
Artinya: “Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendakiNya di antara hamba-hambaNya. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.”
d) QS Az-Zumar (39):65
Artinya: “Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada yang sebelummu, “Jika kamu mempersekutukan, niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.”
e)
QS At-Taubah
(9):5
Artinya: “Apabila sudah habis
bulan-bulan Haram itu, maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu dimana saja kamu
jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah ditempat
pengintaian. Jika mereka bertaubat dan mendirikan sholat dan menunaikan zakat,
maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan. Sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi maha Penyayang.”
f)
QS.
An-Nisaa’ : 48
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak
akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari
(syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan
Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang
besar. (QS. An-Nisaa’: 48)
Adapun
hadist yang menyebutkan dan memperkuat adanya dalil-dalil di atas :
Hadist riwayat
Al-Bukhari dan Muslim:
“Maukah kalian aku
beritahukan tentang dosa yang paling besar?, ‘Kami menjawab: Ya, wahai
Rasulullah!’, Beliau bersabda, Berbuat syirik kepada Allah dan durhaka kepada
kedua orang tua.”
2.2 Pembagian Syirik
Pembagian syirik ada berbagai macam tergantung dikelompokkan pada kelompok
yang mana.
2.2.1
Syirik yang Terkait dengan Kekhususan Allah Ta’ala
a. Syirik
di dalam Rububiyyah
Yaitu jika seseorang meyakini
bahwa ada selain Allah yang bisa menciptakan, memberi rezeki, menghidupkan atau
mematikan, dan yang lainnya dari sifat-sifat ar-rububiyyah. Orang-orang seperti
ini keadaannya lebih sesat dan lebih jelek daripada orang-orang kafir
terdahulu.
Orang-orang terdahulu beriman
dengan tauhid rububiyyah namun mereka menyekutukan Allah dalam uluhiyyah.
Mereka meyakini kalau Allah satu-satunya Pencipta alam semesta namun mereka
masih tetap berdoa, meminta pada kuburan-kuburan seperti kuburan Latta.
Sebagaimana Allah kisahkan tentang mereka:
وَلَئِن
سَأَلْتَهُم مَّنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ
وَالْقَمَرَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ فَأَنَّى يُؤْفَكُونَ
Dan sesungguhnya jika kamu
tanyakan kepada mereka : “Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan
menundukkan matahari dan bulan?” Tentu mereka akan menjawab : “Allah.” Maka
betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar). (QS. Al Ankabut :
61)
Firman Allah Ta’ala:
وَلَئِن سَأَلْتَهُم مَّن نَّزَّلَ مِنَ
السَّمَاء مَاء فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ مِن بَعْدِ مَوْتِهَا لَيَقُولُنَّ
اللَّهُ قُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْقِلُونَ
Dan sesungguhnya jika kamu menanyakan kepada mereka : “Siapakah yang menurunkan air dari langit lalu menghidupkan dengan air itu bumi sesudah matinya?” Tentu mereka akan menjawab : “Allah.” Katakanlah : “Segala puji bagi Allah.” Tetapi kebanyakan mereka tidak memahami(nya).” (QS. Al Ankabut : 63)
Firman Allah Ta’ala:
وَلَئِن
سَأَلْتَهُم مَّنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ قُلِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ
Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka : “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?” Tentu mereka akan menjawab : “Allah.” Katakanlah : “Segala puji bagi Allah.” Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahuinya. (QS. Luqman : 25)
Firman Allah Ta’ala:
وَلَئِن سَأَلْتَهُم
مَّنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ خَلَقَهُنَّ الْعَزِيزُ
الْعَلِيمُ
Dan sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka : “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?” Niscaya mereka akan menjawab : “Semuanya diciptakan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (QS. Az Zukhruf : 9)
Ayat-ayat ini semua menunjukkan
kalau orang-orang musyrik terdahulu mengakui Allah-lah satu-satunya pencipta
yang menciptakan langit dan bumi, yang menghidupkan dan mematikan, yang
menurunkan hujan dan seterusnya. Akan tetapi mereka masih memberikan
peribadatan kepada yang lainnya. Maka bagaimanakah dengan orang-orang yang
tidak menyakini sama sekali kalau Allah-lah Penciptanya atau ada tuhan lain
yang menciptakan, menghidupkan, dan mematikan, yang menurunkan hujan dan
seterusnya atau ada yang serupa dengan Allah dalam masalah-masalah ini. Tentu
yang demikian lebih jelek lagi. Inilah yang dimaksud syirik dalam rububiyah.
b. Syirik
di dalam Uluhiyyah
Yaitu kalau seseorang menyakini bahwa ada tuhan selain
Allah yang berhak untuk disembah (berhak mendapatkan sifat-sifat ubudiyyah).
Yang mana Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam berbagai tempat dalam Kitab-Nya
menyeru kepada hamba-Nya agar tidak menyembah atau beribadah kecuali hanya
kepada-Nya saja. Firman Allah Ta’ala :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُواْ رَبَّكُمُ
الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ . الَّذِي
جَعَلَ لَكُمُ الأَرْضَ فِرَاشاً وَالسَّمَاء بِنَاء وَأَنزَلَ مِنَ السَّمَاء
مَاء فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقاً لَّكُمْ فَلاَ تَجْعَلُواْ لِلّهِ
أَندَاداً وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ
“Wahai manusia sembahlah Tuhanmu
yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelummu agar kamu bertakwa.
Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap dan
Dia menurunkan air (hujan) dari langit lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu
segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu karena itu janganlah kamu mengadakan
sekutu-sekutu bagi Allah padahal kamu mengetahuinya.” (QS. Al Baqarah : 21-22)
c. Syirik
di dalam Asma’ wa Sifat
Yaitu kalau seseorang mensifatkan
sebagian makhluk Allah dengan sebagian sifat-sifat Allah yang khusus bagi-Nya.
Contohnya, menyakini bahwa ada makhluk Allah yang mengetahui perkara-perkara
ghaib.
Firman Allah
Ta’ala:
عَالِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ أَحَدًا
“(Dia adalah Tuhan) yang mengetahui yang ghaib. Maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang ghaib itu.“ (QS. Al Jin : 26)
2.2.2.
Syirik Menurut Kadarnya
a. Syirik
Akbar (besar)
Syirik akbar merupakan syirik yang tidak akan mendapat ampunan Allah.
Syirik akbar dibagi menjadi dua, yang pertama yaitu Zahirun Jali (tampak
nyata), yakni perbuatan kepada tuhan-tuhan selain Allah atau baik tuhan yang
berbentuk berhala, binatang, bulan, matahari, batu, gunung, pohon besar, sapi,
ular, manusia dan sebagainya. Demikian pula menyembah makhluk-makhluk ghaib
seperti setan, jin dan malaikat.
Yang kedua yaitu syirik akbar Bathinun Khafi
(tersembunyi) seperti meminta pertolongan kepada orang yang telah meninggal.
Setiap orang yang menaati makhluk lain serta mengikuti selain dari apa yang
telah disyariatkan oleh Allah dan Rasul-Nya, berarti telah terjerumus kedalam
lembah kemusyrikan. Firman Allah SWT:
Artinya: “…dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah
menjadi orang-orang yang musyrik.” (QS. Al-An’am: 121).
Adapun contoh-contoh dari syirik akbar (besar)
1)
Syirik
dalam berdoa
Adalah merendahkan diri kepada selain Allah dengan tujuan untuk istighatsah
dan isti’anah kepada selain-Nya.
QS
Al-Ankabut (29):65
Artinya:
“Maka apabila mereka naik kapal mereka mendo’a kepada Allah dengan memurnikan
keta’atan kepada-Nya; maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat,
tiba-tiba mereka mempersekutukan.”
2) Syirik dalam niat, kehendak dan maksud
Adalah manakala melakukan ibadah tersebut semata-mata ingin dilihat orang
atau untuk kepentingan dunia semata.
QS Huud
(11): 15-16
Artinya:
“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami
berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan
mereka di dunia itu tidak akan dirugikan(15). Itulah orang-orang yang tidak
memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang
telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka
kerjakan(16).”
3)
Syirik
dalam keta’atan
Yaitu menjadikan sesuatu sebagai pembuat syariat selain Allah Subhanahu wa
Ta’ala atau menjadikan sesuatu sebagai sekutu bagi Allah dalam menjalankan
syariat dan ridho atas hukum tersebut.
QS
At-Taubah (9): 31
Artinya:
“Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan
selain Allah dan Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah
Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang
mereka persekutukan.”
4)
Syirik
dalam kecintaan
Adalah mengambil makhluk sebagai tandingan bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Menyetarakan kecintaan makhluk dengan Allah.
b. Syirik
Ashghar (kecil)
Syirik asghar termasuk perbuatan
dosa besar, akan tetapi masih ada peluang diampuni Allah jika pelakunya segera
bertobat. Seorang pelaku syirik asghar dikhawatirkan akan meninggal dunia dalam
keadaan kufur jika ia tidak segera bertaubat. Adapun contoh-contoh dari syirik
Ashghar (kecil):
1)
Ar Riya’
(mengamalkan suatu ibadah supaya dilihat manusia dalam
rangka mendapatkan popularitas). Meskipun syirik ini tidak membatalkan semua
amalan secara keseluruhan namun ia membatalkan amalan yang diniatkan untuk
manusia tersebut. Maka wajib bagi pelakunya untuk bertaubat. Firman Allah yang
menerangkan bahwa riya’ itu membatalkan amalan yang disertai riya’ tersebut
adalah sebagai berikut:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ
تُبْطِلُواْ صَدَقَاتِكُم بِالْمَنِّ وَالأذَى كَالَّذِي يُنفِقُ مَالَهُ رِئَاء
النَّاسِ وَلاَ يُؤْمِنُ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ
صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُ وَابِلٌ فَتَرَكَهُ صَلْدًا لاَّ
يَقْدِرُونَ عَلَى شَيْءٍ مِّمَّا كَسَبُواْ وَاللّهُ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ
الْكَافِرِينَ
“Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan
menyakiti (perasaan si penerima) seperti orang yang menafkahkan hartanya karena
riya’ kepada manusia dan tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka
perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah kemudian
batu itu ditimpa hujan lebat lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka
tidak berkuasa sedikit pun dari apa yang mereka usahakan dan Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” (QS. Al Baqarah : 264)
Sabda Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wa Sallam : Diriwayatkan dari Mahmud bin Labid bahwa dia berkata
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam berkata:
إنَّ أَخْوَفُ مَا أَخَا فُ عَلَيكْمُ
الشِّرْكُ اْلأَ صْغَر. قالوُا وَمَا الشِّرْكُ اْلأَ صْغَرُ يَا رَسُوْلُ الله ؟
قال الرِّيَاءُ “.يقول الله تعالى يوم القيامة إذا جازى الناس بأعمالهم اذهبوا إلى
الذين كنتم تراؤون في الدنيا فانظروا هل تجدون جزاء
“Sesungguhnya yang paling
kutakutkan dari perkara yang aku takutkan atas kalian ialah syirik kecil. Para
shahabat bertanya: “Apakah syirik kecil itu wahai rasulullah? Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Riya’, Pada hari kiamat, ketika
membalas amalan-amalan manusia, Allah Subhanahu wa Ta’ala akan berfirman:
“Pergilah kepada orang yang kamu dahulu sewaktu di dunia berbuat riya’
kepadanya, dan lihatlah apakah kamu dapakan balasan (pahala) darinya? “(HR.
Ahmad, At-Thabrani dan Al-Baihaqi)
Dan juga Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wa Sallam bersabda: Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bersabda
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam: “Allah Ta’ala berfirman:
أنا أغنى الشركاء
عن الشرك,من عمل عملا أشرك معي فيه غيري تركته وشركه
“Aku adalah sekutu yang paling tidak membutuhkan sekutunya, barang siapa beramal, dan menyekutukan Aku dengan selain-Ku di dalam amalan tersebut maka Aku tinggalkan dia dan sekutunya” (HR. Muslim)
“Aku adalah sekutu yang paling tidak membutuhkan sekutunya, barang siapa beramal, dan menyekutukan Aku dengan selain-Ku di dalam amalan tersebut maka Aku tinggalkan dia dan sekutunya” (HR. Muslim)
Dalam masalah membatalkan amalan,
riya’ ini terbagi menjadi dua bagian:
1)
Apabila riya’ sejak awal, yaitu bahwa orang tersebut
dalam melakukan amalannya sudah mempunyai niat untuk riya’. Yang seperti ini
membatalkan amalan.
2)
Apabila datang dengan tiba-tiba di tengah-tengah atau di
akhir amalan dan orang tersebut berusaha untuk menolak atau menghilangkan dari
hatinya. Maka yang seperti ini tidak sampai membatalkan amalannya.
2) Sum’ah
(mengamalkan suatu ibadah supaya didengar orang lain
dalam rangka mendapatkan popularitas).Pada hakekatnya sum’ah merupakan riya’
juga. Dua penyakit ini yang sangat rawan dalam hati karena sangat samar tidak
terlihat oleh mata sehingga seorang Muslim harus sangat berhati-hati. Ayat
Al-Qur’an dalam surat Al-Baqarah 264 serta hadits Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wa Sallam dari shahabat Mahmud bin Labid di atas menjadi perhatian bagi
kita bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala memanggil dengan panggilan ‘Wahai
orang-orang yang beriman’ dan Rasulullah mengkhawatirkan riya’ tersebut akan
menimpa para shahabat. Hal ini menunjukkan bahwa orang Mukmin pun apabila tidak
hati-hati akan terkena penyakit ini. Mudah-mudahan Allah selamatkan kita
darinya. Adapun Firman Allah Ta’ala:
وَسَارِعُواْ
إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأَرْضُ
أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan Tuhanmu dan kepada Surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali Imran : 133):
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan Tuhanmu dan kepada Surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali Imran : 133):
إِلَّا مَن تَابَ
وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُوْلَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ
حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا
“Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman, dan mengerjakan amal shalih maka kejahatan mereka diganti oleh Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Furqan : 70)
“Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman, dan mengerjakan amal shalih maka kejahatan mereka diganti oleh Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Furqan : 70)
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى
أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ
الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Katakanlah : “Hai hamba-hamba-Ku
yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa
dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.
Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az-Zumar :
53)
c. Syirik
Khafi (tersembunyi)
Yaitu seorang beramal dikarenakan keberadaan orang lain, hal ini pun
termasuk riya’, dan hal ini tidak mengeluarkan pelakunya dari agama islam
sebagaimana anda ketahui, namun pelakunya wajib bertaubat.
2.2.3.
Syirik Menurut Letak Terjadinya
a. Syirik
I’tiqodi
Syirik yang berupa keyakinan, misalnya meyakini bahwa Allah Subhanahu wa
Ta’ala yang telah menciptakan kita dan memberi rizki pada kita namun di sisi
lain juga percaya bahwa dukun bisa mengubah takdir yang digariskan kepada kita.
Hal ini termasuk Syirik Akbar yang mengeluarkan pelakunya dari agama islam,
kita berlindung kepada Allah dari hal ini.
b. Syirik
Amali
Yaitu setiap amalan fisik yang dinilai oleh syari’at islam sebagai sebuah
kesyirikan, seperti menyembelih untuk selain Allah, dan bernazar untuk selain
Allah dan lainnya.
c. Syirik
Lafzhi
Yaitu setiap lafazh yang dihukumi oleh syari’at islam sebagai sebuah
kesyirikan, seperti bersumpah dengan selain nama Allah, seperti perkataan sebagian
orang, “Tidak ada bagiku kecuali Allah dan engkau”, dan “Aku
bertawakal kepadamu”, “Kalau bukan karena Allah dan si
fulan maka akan begini dan begitu”, dan lafazh-lafazh lainnya yang
mengandung unsur kesyirikan.
Dengan mengetahui beberapa kategori syirik diatas dapat membantu kita untuk
menghindarinya agar tidak terjatuh dalam kesyirikan dalam bentuk apapun dan
cara bagaimana pun. Semoga kita semua bisa terhindar dari syirik tersebut di
manapun dan kapan pun jua. Wallohu a’lam bishowab.
2.3 Akibat Perbuatan Syirik
Adapun akibat negatif yang ditimbulkan dari syirik, antara lain:
1) Sulit menerima kebenaran.
Hati orang-orang syirik tertutup untuk menerima kebenaran baik yang
datangnya dari Allah dan Rasul-Nya. Menurut Ibnu Jarir, ketertutupan hati orang
syirik itu lantaran dari sifat kesombongan dan penentangannya terhadap kebenaran
yang disampaikan kepadanya. Orang-orang syirik yang mendustakan ayat-ayat Allah
dideri peringatan atau tudak sama saja bagi mereka, karena hati mereka buta. Firman Allah SWT:
“Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka, penglihatan mereka telah
tertutup, dan mereka akan mendapat adzab yang berat.” (QS. Al-Baqarah: 7).
2) Munculnya perasaan bimbang dan ragu.
Menurut pendapat Ibnu Abbas, penyakit hati orang
syirik adalah perasaan bimbang dan ragu (syak), kegoncangan batin seperti
inilah yang menjadikan mereka merasa gelisah. Hatinya tidak pernah tenang,
merasa tidak puas dengan harta, jabatan yang mereka miliki. Firman Allah SWT:
“Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya itu,
dan mereka mendapat adzab yang pedih, karena mereka berdusta.” (QS. Al-Baqarah:
10).
3) Hanya akan memperoleh kesenangan sementara.
4) Amalan dan harta yang yang dinafkahkan sia-sia.
Firman Allah SWT :
“Perumpaan harta yang mereka infakkan di dalam kehidupan dunia ini,
ibarat angin yang mengandung hawa sangat dingin yang menimpa tanaman (milik)
suatu kaum yang menzalimi diri sendiri, lalu angin itu merusaknya. Allah tidak
menzalimi mereka, tetapi mereka yang menzalimi diri sendiri.” (QS. Ali Imran:
117).
5) Orang musyrik dinilai sebagai makhluk terburuk.
6) Menjadi musuh Allah. Perbuatan musyrik
menyebabkan murka Allah SWT, sebagaimana firman Allah:
Artinya: “…..maka sesungguhnya Allah musuh bagi orang-orang kafir.”
(QS. Al-Baqarah: 98).
7) Dijanjikan mendapat siksa neraka. Allah
menerangkan dalam firman-Nya:
“Pada hari itu ada wajah yang putih berseri, dan ada pula wajah yang
hitam muram. Adapun orang-orang yang berwajah hitan muram (kepada mereka
dikatakan), mengapa kamu syirik setelah beriman? Karena itu rasakanlah adzab
disebabkan kekafiranmu itu.” (QS. Ali Imran: 106).
2.4 Hikmah Menjauhi Perbuatan Syirik
1.
Mengangkat manusia ke derajat paling tinggi dan mulia.
2. Mengalirkan rasa kesederhanaan dan kesahajaan.
3. Membuat manusia menjadi suci dan benar
4. Memunculkan kepercayaan yang teguh dalam segala
hal, tidak mempunyai hubungan khusus dengan siapapun atau apapun yang
menyebabkan rusaknya iman.
5. Tidak mudah putua asa dengan keadaan yang
dihadapi.
6. Menumbuhkan keberanian dalam diri manusia. Dalam
hubungan ini ada dua hal yang membuat manusia menjadi pengecut, yaitu takut
mati, dan pemikiran yang menyatakan bahwa ada orang lain selain Allah yang
dapat mencabut nyawanya.
7. Mengembangkan sikap cinta damai dan keadilan,
menghalau rasa cemburu, dengki, dan iri hati.
8.
Menjadi taat dan patuh kepada hukum-hukum Allah.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Syirik
dari segi bahasa artinya mempersekutukan, secara istilah adalah perbuatan yang
mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang lain. Orang yang melakukan syirik
disebut musyrik. Seorang musyrik melakukan suatu perbuatan terhadap makhluk
(manusia maupun benda) yang seharusnya perbuatan itu hanya ditujukan kepada
Allah seperti menuhankan sesuatu selain Allah dengan menyembahnya, meminta
pertolongan kepadanya, menaatinya, atau melakukan perbuatan lain yang tidak boleh
dilakukan kecuali hanya kepada Allah SWT.Perbuatan syirik termasuk dosa besar.
Allah mengampuni semua dosa yang dilakukan hambanya, kecuali dosa besar seperti
syirik.
Syirik adalah
mensejajarkan selain Allah dengan Allah dalam hal–hal yang merupakan kekhususan
bagi Allah. Kekhususan Allah meliputi tiga hal rububiyah, uluhiyah, dan asma’
dan sifat.
Dengan
demikian, dapat kami simpulkan, bahwa syirik itu terbagi atau tergolong kedalam
3 golongan. Yaitu, Syirik yang Terkait dengan Kekhususan Allah Ta’ala, Syirik
Menurut Kadarnya, dan Syirik Menurut Letak Terjadinya.
Daftar
Pustaka
Subhani, Ja’far. Tauhid Dan Syirik. Bandung: Mizan, 1996
Wahhab, Muhammad Bin Abdul. Tegakkan
Tauhid Tumbangkan Syirik. Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar Harus dengan menggunakan bahasa yang baik, santun, dan benar. Terima Kasih. Wassalamualaikum.Wr.Wb